Jumat, 18 Juli 2008

Sunat tak Lindungi Pria dari PMS



Minggu, 6 April 2008 - Dikirim oleh: admin
Rubrik : Kesehatan Umum

PENYUNATAN atau sirkumsisi ternyata tidak serta merta dapat melindungi seorang pria dari berbagai jenis penyakit menular seksual (PMS) yang banyak ditemukan di dunia saat ini. Kesimpulan tersebut merupakan hasil riset para ahli dari Selandia Baru yang dipublikasikan dalam edisi terbaru Journal Pediatrics.

Seperti diungkap peneliti dari Universitas Otagodi Dunedin, Dr. Nigel P. Dickson, meskipun telah terdapat banyak bukti penting bahwa sunat dapat melindungi pria dari penularan HIV (Human Immunodeficiency Virus) melalui hubungan seks dengan wanita, namun sejauh ini masih belum ada kejelasan atau pun bukti signifikan apakah sunat juga dapat menekan risiko para pria dari jenis penyakit menular seksual lainnya.

Untuk membuktikan teorinya, para peneliti menggelar studi jangka panjang dengan melibatkan sekitar 500 pria yang lahir antara tahun 1972 dan 1973. Partisipan ini terus dipantau sejak anak-anak hingga mereka berusia 32 tahun. Sekitar 40 persen dari partisipan tercatat menjalani sirkumsisi, sedangkan sisanya tidak.

Di antara mereka yang disunat, 23,4 persen pria dilaporkan mengidap penyakit menular seksual pada usia 32 tahun, sedangkan mereka yang tak disunat prosentase kasus PMS mencapai 23,5 persen. Jenis penyakit menular yang paling umum diderita partisipan adalah kutil kelamin atau genital warts, chlamydia dan herpes kelamin.

Peneliti mencatat tidak ada perbedaan yang signifikan rata-rata kasus penyakit menular seksual pada kedua kelompok, bahkan setelah mempertimbangkan sejumlah faktor seperti perilaku seksual atau latar belakang sosial dan ekonomi.

Dickson juga menyatakan ada sebuah riset lain di Selandia Baru yang mengungkapkan bahwa sunat tampaknya mampu menekan kasus penyakit menular seksual di antara pria hingga rata-rata usia 25 tahun. Namun ia menekankan bahwa riset ini dilakukan dalam skala lebih kecil, di mana rata-rata individu yang mengidap PMS lebih kecil jumlahnya di banding riset yang pertama. Selain itu, jumlah pria yang disunat pun jauh lebih sedikit.

"Walaupun alasan untuk perbedaan hasil riset kedua kelompok ini masih belum jelas, ketika hasil temuan terbaru kami dipertimbangkan dalam konteks riset berdasarkan populasi lainnya di negara berkembang, sunat tampaknya tidak tidak memiliki dampak perlindungan penting melawan penyakit menular seksual pada umumnya pada populasi ini. Kendati demikian, dampak positif sunat yang sifatnya kecil tidak bisa diabaikan," ungkap Dickson menyimpulkan.

AC/ http://www.kompas.com/








Custom Search

Jumat, 11 Juli 2008

Sistem Reproduksi Pria



DEFINISI

Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri dari penis, skrotum (kantung zakar) dan testis (buah zakar).
Struktur dalamnya terdiri dari vas deferens, uretra, kelenjar prostat dan vesikula seminalis.

Anatomi sistem reproduksi pria

Sperma (pembawa gen pria) dibuat di testis dan disimpan di dalam vesikula seminalis.
Ketika melakukan hubungan seksual, sperma yang terdapat di dalam cairan yang disebut semen dikeluarkan melalui vas deferens dan penis yang mengalami ereksi.


STRUKTUR

Penis terdiri dari:
- Akar (menempel pada didnding perut)
- Badan (merupakan bagian tengah dari penis)
- Glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti kerucut).
Lubang uretra (saluran tempat keluarnya semen dan air kemih) terdapat di umung glans penis.
Dasar glans penis disebut korona.
Pada pria yang tidak disunat (sirkumsisi), kulit depan (preputium) membentang mulai dari korona menutupi glans penis.

Sirkumsisi

Badan penis terdiri dari 3 rongga silindris (sinus) jaringan erektil:
- 2 rongga yang berukuran lebih besar disebut korpus kavernosus, terletak bersebelahan
- Rongga yang ketiga disebut korpus spongiosum, mengelilingi uretra.
Jika rongga tersebut terisi darah, maka penis menjadi lebih besar, kaku dan tegak (mengalami ereksi).

Skrotum merupakan kantung berkulit tipis yang mengelilingi dan melindungi testis.
Skrotum juga bertindak sebagai sistem pengontrol suhu untuk testis, karena agar sperma terbentuk secara normal, testis harus memiliki suhu yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan suhu tubuh.
Otot kremaster pada dinding skrotum akan mengendur atau mengencang sehinnga testis menggantung lebih jauh dari tubuh (dan suhunya menjadi lebih dingin) atau lebih dekat ke tubuh (dan suhunya menjadi lebih hangat).

Testis berbentuk lonjong dengan ukuran sebesar buah zaitun dan terletak di dalam skrotum. Biasanya testis kiri agak lebih rendah dari testis kanan.
Testis memiliki 2 fungsi, yaitu menghasilkan sperma dan membuat testosteron (hormon seks pria yang utama).

Anatomi sistem reproduksi pria

Epididimis terletak di atas testis dan merupakan saluran sepanjang 6 meter.
Epididimis mengumpulkan sperma dari testis dan menyediakan ruang serta lingkungan untuk proses pematangan sperma.

Vas deferens merupakan saluran yang membawa sperma dari epididimis.
Saluran ini berjalan ke bagian belakang prostat lalu masuk ke dalam uretra dan membentuk duktus ejakulatorius.
Struktur lainnya (misalnya pembuluh darah dan saraf) berjalan bersama-sama vas deferens dan membentuk korda spermatika.

Jalur sperma

Uretra berfungsi 2 fungsi:
# Bagian dari sistem kemih yang mengalirkan air kemih dari kandung kemih
# Bagian dari sistem reproduksi yang mengalirkan semen.

Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih di dalam pinggul dan mengelilingi bagian tengah dari uretra.
Biasanya ukurannya sebesar walnut dan akan membesar sejalan dengan pertambahan usia.
Prostat dan vesikula seminalis menghasilkan cairan yang merupakan sumber makanan bagi sperma. Cairan ini merupakan bagian terbesar dari semen. Cairan lainnya yang membentuk semen berasal dari vas deferens dan dari kelenjar lendir di dalam kepala penis.


FUNGSI

Selama melakukan hubungan seksual, penis menjadi kaku dan tegak sehingga memungkinkan terjadinya penetrasi (masuknya penis ke dalam vagina)
Ereksi terjadi akibat interaksi yang rumit dari sitem saraf, pembuluh darah, hormon dan psikis.
Rangsang yang menyenangkan menyebabkan suatu reaksi di otak, yang kemudian mengirimkan sinyalnya melalui korda spinalis ke penis.
Arteri yang membawa darah ke korpus kavernosus dan korpus spongiosum memberikan respon, yaitu berdilatasi (melebar). Arteri yang melebar menyebabkan peningkatan aliran darah ke daerah erektil ini, sehingga daerah erektil terisi darah dan melebar.
Otot-otot di sekitar vena yang dalam keadaan normal mengalirkan darah dari penis, akan memperlambat aliran darahnya.
Tekanan darah yang meningkat di dalam penis menyebabkan panjang dan diameter penis bertambah.

Ejakulasi terjadi pada saat mencapai klimaks, yaitu ketika gesekan pada glans penis dan rangsangan lainnya mengirimkan sinyal ke otak dan korda spinalis.
Saraf merangsang kontraksi otot di sepanjang saluran epididimis dan vas deferens, vesikula seminalis dan prostat. Kontraksi ini mendorong semen ke dalam uretra.
Selanjutnya kontraksi otot di sekeliling urretra akan mendorong semen keluar dari penis.
Leher kandung kemih juga berkonstriksi agar semen tidak mengalir kembali ke dalam kandung kemih.

Setelah terjadi ejakulasi (atau setelah rangsangan berhenti), arteri mengencang dan vena mengendur.
Akibatnya aliran darah yang masuk ke arteri berkurang dan aliran darah yang keluar dari vena bertambah, sehingga penis menjadi lunak.

sumber : http://www.indonesiaindonesia.com/f/13003-sistem-reproduksi-pria/








Custom Search

Mengintip Kesehatan Pria Berdasarkan Usia



30 Januari, 2008 · Tidak ada Komentar

Sumber : Forum PLN NTT, 14-08-2007, 07:56, didit

Seperti perempuan, para pria pun mengalami perubahan kondisi dan fungsi seksual. Mengabaikan asupan makanan dan gaya hidup di usia muda, bisa berakibat terganggunya kondisi kesehatan dan seksual di usia senja. Apa saja yang harus diperhatikan?

USIA 20-an
Kondisi umum : Usia 20-an adalah puncak kondisi kesehatan seseorang. Pada usia ini kondisi tubuh sedang fit. Kondisi tanpa masalah itu kerap membuat para pria lupa mengatur makanannya, dan lupa istirahat. Apalagi jika kuliah atau kerja. Hal ini akan membuatnya mudah terpapar berbagai macam penyakit, seperti tifus dan diare.
Disarankan pada usia ini para pria selalu memperhatikan makan, istirahat, dan olahraga. Pilihan olahraga sangat leluasa, karena berbagai macam kegiatan olahraga bisa dicoba.
Jika terkena penyakit-penyakit ringan, pada usia ini proses penyembuhannya lebih mudah. Kemungkinan terkena penyakit seperti hipertensi atau diabetes, kecil. Kecuali jika memiliki riwayat keluarga menderita penyakit tersebut dan benar-benar tidak bisa menjaga kesehatan.
Istirahat cukup perlu menjadi perhatian utama, terutama bagi pria yang tinggal di kota besar. Kecenderungan masyakarat kota, saat akhir pekan, justru hura-hura dan begadang.
Seks :
Pada usia ini, aktivitas seksual pria bisa dibilang sedang dalam kondisi fit. Namun, tidak ada jaminan untuk mengatakan pada usia 20-an pria tidak mengalami penyakit. Beberapa faktor dari luar menimbulkan risiko pada usia muda mengalami penyakit atau gangguan fisik.
Demikian juga gaya hidup tak sehat, seperti merokok berlebihan, kurang tidur, dan tidak pernah berolahraga, dapat menimbulkan akibat buruk secara fisik. Bahkan karena gangguan fisik tertentu, pada usia 20-an sudah nyata mengalami hambatan dorongan seksual dan gangguan ereksi.

USIA 30-an
Kondisi umum : Usia 30-an adalah usia maintenance, alias butuh perawatan. Jika tidak memperhatikan makan, misalnya makan berlebihan, akan mudah sekali jatuh ke obesitas atau kegemukan.
Selain itu, karena kesibukannya, para pria lupa berolahraga. Akibatnya, kadar kolesterol dan asam urat tinggi. Jadi, memang harus dibiasakan olahraga, makan teratur, dan istirahat cukup.
Penyakit yang mungkin muncul antara lain tifus dan penyakit akibat faktor lingkungan seperti demam berdarah. Jika dalam keluarga memiliki risiko hipertensi atau kencing, manis, maka pria berusia di atas 30-an bisa terkena penyakit-penyakit itu.
Seks :
Setelah mencapai usia 30 tahun berbagai penurunan mulai terjadi di dalam tubuh manusia. Berbagai hormon mulai menurun, termasuk hormon yang berkaitan dengan fungsi seksual, khususnya testosteron. Tetapi pada usia 30-an orang belum merasakan penurunan itu.
Padahal jika dilakukan pemeriksaan darah, sudah tampak mulai terjadi penurunan, antara lain kadar berbagai hormon, khususnya testosteron. Sebagian pria 30-an merasakan dorongan seksual tidak sekuat pada usia 20-an. Apalagi jika banyak beban psikis seperti beban kerja dan masalah lain.

USIA 40-an
Kondisi Umum : Pada usia ini, pria mengalami penurunan sedikit kemampuan, yaitu tak seenergik pria yang berusia 20 tahun, misalnya. Jika seumpama seorang pria sejak muda punya kebiasaan kurang tidur, di usia 40 tahun ia biasanya sudah mengalami kelelahan.
Dalam melakukan olahraga mesti perhatikan beberapa hal, apalagi jika memiliki hipertensi atau penyakit jantung. Pria yang bertubuh gemuk pada usia 40 tahun ke atas sebaiknya mengurangi olahraga beban. Karena ada kemungkinan sudah ada masalah dengan otot atau persendian. Jadi jangan terlalu memaksakan untuk melakukan suatu kegiatan olahraga yang cukup berat.
Ada beberapa penyakit yang harus diwaspadai, yaitu penyakit-penyakit degeneratif (penyakit yang terjadi karena bertambahnya usia). Penyakit-penyakit ini terjadi terutama karena pola hidup yang kurang sehat, misalnya tidak memperhatikan makan (kandungan asam urat, kolesterol, garam). Maka bisa saja di atas 40 tahun akan mengalami berbagai penyakit, apalagi jika didukung faktor risiko lain seperti kegemukan.
Beberapa penyakit atau konsekuensi yang mungkin muncul: - Serangan jantung koroner. Penyebabnya antara lain rokok, hipertensi, kegemukan, peningkatan kekentalan darah, kencing manis, kurang olah raga, dan stres yang berat.
- Peningkatan kolesterol. Kolesterol yang berlebihan akan menumpuk di pembuluh darah terutama di pembuluh darah otak dan jantung koroner. Jika memiliki faktor lain seperti kegemukan, merokok, dan kencing manis, risiko terjadinya serangan jantung atau stroke makin meningkat.
- Kadar asam urat tinggi. Mengakibatkan terjadinya peradangan pada sendi kaki. Sendi membengkak dan menimbulkan nyeri yang hebat. Bisa menumpuk di ginjal menyebabkan terbentuknya pasir dan batu ginjal.
Seks :
Pada usia 45 tahun ke atas, penurunan fungsi tubuh semakin nyata. Kadar hormon testosteron semakin menurun, demikian juga hormon yang lain. Massa otot dan kekuatan otot mulai menurun, lemak tubuh meningkat, dan berbagai penyakit muncul yang dapat mengganggu fungsi seksual, seperti diabetes, tekanan darah tinggi, serta kolesterol tinggi.
Faktor psikis juga dapat mengganggu fungsi seksual, misalnya kejenuhan dengan suasana sehari-hari, hilangnya kemesraan dengan pasangan, hilangnya daya tarik pasangan, kekecewaan, dan kejengkelan.
Di samping fungsi seksual, kesuburan pria juga menurun. Kuantitas dan kualitas sel spermatozoa juga menurun. Jadi, tidak benar anggapan yang menyatakan kesuburan pria tetap tinggi walaupun usia sudah lanjut. Karena itu dianjurkan pada usia di atas 40 tahun, pria dan perempuan sebaiknya tidak mempunyai anak lagi.








Custom Search

Selasa, 01 Juli 2008

Madura "Surganya" Lelaki



KapanLagi.com - Pulau Madura, selain terkenal dengan karapan sapi dan pedagang satenya juga dikenal sebagai "surganya" pria. Pulau yang masuk dalam wilayah Provinsi Jawa Timur ini memiliki resep tradisional yang sangat ampuh untuk urusan ranjang.

Sudah sejak lama jamu-jamuan ramuan Madura dipercaya mampu membuat kualitas/kemampuan hubungan intim menjadi lebih hot, lebih sehat dan bergairah. Ramuan bukan hanya untuk kau adam semata. Malah, ramuan untuk kaum hawa lebih komplit.

Pernah mendengar j Tongkat Madura? Ini adalah salah satu ramuan

yang sangat terkenal hingga mancanegara. Ramuan ini mampu menghadirkan sensasi tersendiri bagi pria yang berhubungan intim dengan wanita yang rajin mengonsumsinya. Selain membuat lebih rapet, ramuan leluhur ini juga mampu meningkatkan kualitas fungsi seksual. Yang lain ada rapet wangi, empot-empot dan sabun perempuan.

Mengkonsumsi ramuan tradisional, selain mampu meningkatkan kebugaran seksual juga bebas dari bahan kimia. Berikut ramuan Madura untuk kaum hama yang legendaris itu.

Tongkat Madura

Ramuan ini memiliki khasiat yang baik bagi organ intim perempuan. Tongkat Madura ini adalah sebuah ramuan tradisional yang berbentuk stick. Dibuat dari bahan-bahan akar tumbuhan terpilih. Ramuan ini telah dipakai oleh kalangan perempuan Madura sejak ratusan tahun yang lalu.

Bermanfaat untuk menguatkan otot kewanitaan, menghilangkan keputihan, dan merapatkan organ intim. Tongkat Madura ini juga dapat menghilangkan bau yang tak sedap pada organ kewanitaan, mengurangi lendir berlebih dan membuat otot kewanitaan semakin ketat.

Empot-Empot

Jamu tradisional Madura yang satu ini tentu sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Ramuan ini bermanfaat untuk merapatkan organ kewanitaan, dan dapat menimbulkan denyut-denyut istimewa dari organ intim perempuan.

Selain itu juga, dapat mengurangi lendir yang berlebihan. Akan sangat baik jika diminum dan dikombinasikan dengan Jamu Rapet Wangi.

Rapet Wangi

Hampir mirip dengan khasiat Jamu Empot-Empot. Jamu tradisional khas Madura yang satu ini bermanfaat untuk merapatkan organ kewanitaan, mengurangi lendir yang berlebihan dan menghilangkan keputihan. Bedanya, jamu Rapet Wangi ini dapat membuat organ intim perempuan menebarkan bau wangi. Inilah kelebihan dari jamu Rapet Wangi.

Nah, jika anda merasa penasaran untuk mencobanya, ramuan-ramuan Madura ini bisa anda dapatkan di mana saja, di toko-toko obat ataupun toko-toko jamu di kota anda. Rasakan manfaat dan khasiat ramuan asli tanah air ini untuk kualitas fungsi seksual anda. Jaga dan rawatlah organ intim anda itu demi kebersihan dan kesehatan diri. Buatlah pasangan lelaki anda selalu bahagia berada di samping anda. (kpl/berbagai sumber/rsd)

Sumber : http://www.kapanlagi.com/a/0000005269.html








Custom Search

Berapa Sih Ukuran Idealnya?

KapanLagi.com - Pada sebuah forum seksologi, ada pertanyaan sederhana yang diajukan seorang wanita. Pertanyaan itu cukup pendek dan singkat: Berapa sih ukuran Mr P yang "enak" untuk wanita?

Jawabannya bisa sangat panjang. Karena antara satu perempuan dan wanita lainnya tidaklah sama. Ada yang mengatakan untuk ukuran yang segini punyaku rasanya sudah penuh sesak. Sementara wanita lainnya mengatakan ia belum merasakan sensasi untuk ukuran yang sama.

Hal lain yang disukai perempuan dalam bercinta adalah ukuran Mr P. Sebagian perempuan menyukai ukuran besar bukan karena fungsinya, melainkan persoalan estetika semata. Alias nyaman ketika dipegang-pegang. Bagi pria? Porsi besar adalah keampuhan menambah percaya diri.

Sebenarnya Mrs V adalah ruang virtual yang membesar dan merenggang untuk mengakomodasi kehadiran Mr Dick. Ruang syaraf sensitif berakhir di kedalaman dua pertiga.

Itu artinya dua pertiga dari kedalaman Mrs V yang terpenetrasi sudah cukup memberikan sensasi maksimal. Namun umumnya perempuan menyukai sensasi rasa penuh jika penetrasi mengenai ujung dasar Mrs V.

Mr Dick yang sedang tegang merupakan equalizer jempolan. Lelaki berperabotan kecil saat masih lembek, ketika ereksi ukurannya menjadi lebih besar dibanding dengan mereka yang berperabotan dengan ujung bergelambir. Dengan kata lain, hanya kesannya saja yang 'gede'.

Ukuran seolah-olah menjadi amat penting sebenarnya gara-gara cerita klasik sensual dan tayangan film. Tentu saja ukuran setiap orang bervariasi seperti halnya bagian tubuh yang lain.

Bagi sebagian besar perempuan, ukuran Mr Dick menjadi kurang penting dibanding fungsinya. Seperti kata Dr Sandor Gardos dari portal MyPleasure, ukuran Mr Dick ideal adalah cukup kecil untuk pas di lubang pintu, dan cukup besar untuk ditemukan ketika sedang gelap-gelapan.

Sexologist juga mengatakan, pada jam ini perempuan sangat mudah memulai bercinta, dan melakukan eksperimen seks lainnya. Kondisi ini akan berlangsung terus hingga pukul 20.00.

Bagi kaum pria rentang waktu pukul 14.00-20.00, adalah saat tepat untuk membuat eksperimen dalam bercinta.

Pada malam hari, hormon melatonin para perempuan kembali meningkat. Rasa kantuk akan lebih cepat muncul, sehingga hasrat bercinta akan dengan sendirinya menurun.

Tapi apapun kondisi pada malam hari, para perempuan akan sangat on the mood dengan suasana romantis dan penuh kemanjaan di tengah rasa kantuknya.

Para sexologist juga telah menyimpulkan bahwa kebanyakan perempuan mengaku merasakan pengalaman seks terbaik dalam keadaan setengah tertidur. (jongjava.com/rsd)

sumber : http://www.kapanlagi.com/a/0000005224.html








Custom Search