Jumat, 06 Januari 2012

"Burung"

Sebetulnya burung itu tampang dan onderdilnya nampak jelas dari pandangan luar tanpa harus disingkap atau diterangi lampu senter, nyaris tiada yang tersembunyi. Jadi sepintas lebih gampang mempelajari dan merawatnya alias mudah membersihkan sendiri sehingga rasanya belum pernah dengar ada salon perawatan "Mr P". Namun kenyataannya seperti halnya Ms V maka "burung" pun pemiliknya sendiri kebanyakan kurang mengenalnya apalagi lawan jenisnya.

Soalnya si pemilik suka acuh dan jarang menengok "burung"nya, sedangkan kaum wanita kerap malu hati menatap terang-terangan (apalagi menyelidik) bahkan ada yang tak berani memegang, membelai dan meremasnya.

Baiklah kita tengok anatominya.

* Penis yang tampak sederhana itu terdiri dari batang (shaft) dengan 2 bandul kayak baso (dinamai : "buah pelir") dan shaft itu dibalut dengan kulit luar (foreskin) yang sama dengan kulit tubuh lainnya.

* Kepala penis (disebut "glans") yang ujungnya berlubang untuk air kencing dan sperma ditutupi kulit yang terlipat (dinamai "kulup"). Glans ini berwarna kemerahan, lembut, mengkilap, lembab agak basah-basah dan sangat sensitif.

* Pada glans itu terdapat pula "frenulum" (frenum) yaitu suatu membrane yang menghubungkan bagian bawah kepala penis, mirip bagian bawah lidah di mulut.





Seperti halnya barang apapun didunia tidak ada satupun yang sama persis, maka walau raut tampangnya kayak begitu semua toh antara yang satu dengan yang lain berbeda. Bukan saja warna kulitnya beragam ada yang putih bule, sawo matang, kuning maupun hitam pekat, dimana ukurannya pun berbeda ada yang ramping, sedang dan gemuk, panjang, sedang dan pendek melainkan bentuknya pun bermacam-macam.

Sepertinya aku tidak perlu mendefinisikan apa "burung" atau "penis" itu ? Konon istilah "penis" ini berasal dari bahasa Latin yang artinya "ekor" atau "buntut". Yang jelas suka dijuluki "pisang", "cock", "dick", "willy", "otong", "Mr P", dsb.

Studi yang dilakukan terhadap sekelompok laki-laki dewasa oleh berbagai lembaga riset menunjukkan bahwa ukuran panjangnya rata-rata berkisar antara diatas 7 cm sampai 14 cm. Ukuran panjang kurang dari 7 cm dianggap kecil dan yang terlalu pendek dinamakan "Micropenis" yang katanya dapat diperbaiki dengan "growth hormone" atau "testosterone treatment" semasa masih kanak-kanak.

Konon menurut Wikipedia, ukuran terpanjang yang tercatat resmi adalah yang diketemukan Dr. Robert Latou Dickinson pada seseorang pria adalah 34,3 cm. Wow, sepanjang itu entah bagaimana sehari-harinya pakai celana...........barangkali dililitkan ke ikat pinggang, ya ? Lalu jika bersanggama, bisa-bisa Ms V tembus ke belakang. Ha-ha-ha-ha-ha. Terus terang aku tak bisa bayangkan ! Katanya panjang pendek ukuran ini dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan (diet, polusi, dsb).

Lalu bagaimana dengan response Ms V terhadap berbagai ukuran ini ?

Ah, jangan kuatir...............lubang itu besar dan panjangnya flexible kok, bisa membesar dan mengecil mengikuti besar dan panjangnya penis.Dinding vagina terdiri dari kulit selaput lendir yang elastik ikut "sikon". Bagian Vagina yang paling peka pun (clitoris) letaknya dipintu lubang, sehingga gampang dicapai dan dirangsang dengan "burung" kecil saja. Hanya saja mungkin untuk mencapai G-Spot yang letaknya di dinding dalam lubang itu perlu posisi sanggama yang tepat (yang panjang besar lebih mudah menjangkaunya).

Jadi sesungguhnya untuk kenikmatan/kepuasan seksual, burung besar atau kecil, panjang atau pendek, warna kulitnya apa saja semuanya okay saja. SELAIN PANDAI "BERKICAU" DAN GIAT "MEMATUK".............................. YANG PENTING ADALAH SEBERAPA LAMA "BURUNG" ITU MAMPU BERDIRI DAN SEBERAPA PULA KERASNYA ! ATAU DENGAN KATA LAIN SEBERAPA PERKASANYA SI "BURUNG"........YANG SEBETULNYA KONTROLNYA ADALAH PADA OTAK PRIA TERMASUK KEPIAWAIAN MENGATUR IRAMA SEHINGGA JANGAN SAMPAI KEOK SEBELUM LAWAN JENISNYA "TERKAPAR".

Katanya yang ideal ketegakannya membentuk sudut 45 jerajat sampai 90 jerajat.





Kalau ada wanita yang terobsesi "burung" besar panjang atau warna tertentu itu cuma fantasi belaka. Sebaliknya banyak pria merasa kurang PD gara-gara ukuran burungnya kurang wah, sehingga mengganggu kenikmatan/kepuasan seksual kedua belah pihak. Sebagian malah coba membesarkan atau memperpanjangnya dengan operasi, obat atau urutan ........ah, enggak perlu itu, salah-salah malah jadi rusak.

TENTANG "SUNAT"

Apabila sunat itu dilakukan berdasarkan kultural atau agama (Yudaisme/Yahudi dan Islam) maka tidak perlu diperdebatkan, tetapi bagi mereka yang melakukan sunat berdasarkan pertimbangan lain (sakit/gatal atau segi praktis gampang membersihkan "glans" nya atau menganggap bisa tahan lama) tentu terjadi pro kontra diantara para dokter maupun orang awam. Ada yang bilang disunat lebih nikmat, ada pula yang berkata justru tanpa sunat lebih nikmat. Mana yang benar ? Ah, terserah kalian saja !

AKSESORI BUAT SI "BURUNG"

Ada yang digantungi anting-anting, ring, di-tato atau entah apa lagi. Sebenarnya itu semua tidak perlu, itu cuma fantasi doang. Prakteknya malah merepotkan.

Cerita mengenai "burung" ini aku akhiri dengan mengutip berita sungguhan yang baru-baru ini terjadi di Adelaide, Australia.

Rajini Narayan (44 th), seorang wanita (sepertinya etnis India) dengan 3 anak ditangkap dan diadili Pengadilan di Adelaide dengan tuduhan penganiayaan dan pembunuhan. Rajini yang cemburuan telah membakar Penis suaminya Satish Narayan (juga India) Desember tahun lalu sehingga meninggal dunia.

Perhatikan pernyataan Rajini : "I'm a jealous wife, his penis should belong to me. I just wanted to burn his penis so it belongs to me and no one else...........I didn't mean this to happen."

Rajini bukan saja akhirnya kehilangan "burung peliharaannya", suami mati, rumah senilai $ 1 juta pun hangus, hanya karena kalap takut "burung peliharaannya" diserobot wanita lain, padahal bukankah katanya wanita India terkenal setia dimana bila suami mati bersedia ikut mati dibakar hidup-hidup.

Peringatan bagi kaum lelaki, pemilik asal "burung".............apabila "burung"nya sudah "dipelihara" oleh partnernya jangan coba-coba diajak berkelana ke berbagai lubang apalagi bersarang disitu.
Sudah banyak contohnya bukan hanya Rajini saja, di Indonesia pun sering terjadi "burung" dibakar atau ditebas oleh pasangannya atau isterina. URUSAN "BURUNG" JANGAN MAIN-MAIN !

Sumber : http://kolomkita.detik.com/baca/artikel/27/1077/bacaan_dewasa_burung

Custom Search

Tidak ada komentar: