Rabu, 19 September 2012

Cuci Mr P Usai Bercinta Tingkatkan Risiko HIV pada Pria Tak Sunat?

Jakarta, Pria yang tidak disunat memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap tertularnya virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) daripada pria yang disunat. Risiko tersebut akan semakin meningkat jika pria sesegera mungkin mencuci penis setelah berhubungan seks. Proses sunat pada pria dilakukan dengan menghilangkan bagian kulup atau kulit pada ujung penis. Dimana pada kulup tersebut terdapat mukosa yang berupa sel-sel yang sensitif dan mudah menjadi media penyebaran HIV. Kulit tersebut juga mudah terluka saat melakukan hubungan seksual sehingga virus mudah menyebar. Menurut sebuah studi yang dilakukan di Makerere University Institute of Public Health di Uganda, mencuci penis setelah berhubungan seks dapat meningkatkan risiko infeksi HIV pada pria yang tidak disunat. Penelitian dilakukan terhadap 2.552 pria yang tidak disunat yang berusia 15 hingga 29 tahun. Sebanyak 83 persen dari peserta penelitian menyatakan mencuci penisnya setelah berhubungan seks. Peneliti mengumpulkan informasi dari peserta penelitian tentang bagaimana cara mencuci penisnya setelah berhubungan seks, misalnya dicuci menggunakan kain atau tidak. Informasi dikumpulkan mulai dari awal penelitian, kemudian 6 bulan, 12 bulan dan sampai 24 bulan sejak studi dimulai. Hasil penelitian tersebut adalah bahwa pria yang mencuci penisnya dalam waktu tiga menit setelah berhubungan seks memiliki risiko infeksi HIV sebanyak 2,3 persen, dibandingkan dengan pria yang menunda mencuci penisnya selama 10 menit atau lebih yang hanya sekitar 0,4 persen. "Belum diketahui secara pasti mengapa mencuci penis sesegera mungkin setelah berhubungan seks pada pria yang tidak disunat dapat meningkatkan kerentanan terhadap HIV. Tetapi ada beberapa penjelasan yang dapat emndukung hasil penelitian ini," kata Fredrick Makumbi, pemimpin penelitian tersebut, seperti dilansir hivdent, Jumat (13/7/2012). Salah satunya adalah bahwa menunda mencuci penis dapat memperlama paparan cairan vagina pada penis yang dapat mengurangi infektivitas virus. Penjelasan lain adalah bahwa keasaman cairan vagina dapat merusak kemampuan virus untuk bertahan hidup pada penis. Selain itu, pencucian dengan air yang memiliki pH netral, mungkin memperpanjang kelangsungan hidup virus dan infektivitasnya. Virus HIV mungkin memerlukan media berupa cairan atau air untuk menyeberang ke dalam mukosa pria yang tidak disunat dan menulari sel di dalamnya. (ir/ir)

Tidak ada komentar: