Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia tentunya tidak merasa asing lagi dengan istilah sunat atau yang disebut juga dengan khitan. Dalam Islam khitan atau dalam istilah medisnya disebut dengan circumcision diwajibkan bagi setiap laki-laki (Muslim) dan disukai bagi wanita (Muslimah) karena lebih sehat dan bersih.
Defenisi Sunat/Khitan pada laki-laki merupakan memotong kulit yang paling ujung dari kemaluan laki-laki atau yang disebut juga dengan kulup. Umumnya, sunat dilakukan ketika masih anak-anak bahkan sebagian orang tua mengkhitankan putranya ketika masih bayi. Lalu ada pertanyaan besar muncul, lantas bagaimana jika seorang laki-laki belum melakukan sunat hingga dewasa, mungkinkah dilakukan? Jawabannya tentu saja bisa selama tidak ada hal-hal yang membahayakan keselamatan seperti memiliki riwayat hemofilia.
Pada dasarnya cara sunat untuk pria dewasa sama seperti sunat pada anak-anak, namun ada beberapa perlakuan yang sedikit berbeda pada sunat dewasa. Sunat pada pria dewasa sebaiknya dilakukan oleh dokter bedah supaya lebih aman dan steril karena khitan termasuk operasi kecil yang memungkinkan terjadinya infeksi. Selain itu karena pembuluh darah pada kemaluan sudah besar maka dikhawatirkan terjadi pendarahan, sehingga akan lebih baik bila ditangani oleh dokter yang berpengalaman menangani atau melakukan khitan pada pasien pria dewasa. Saat ini ada beberapa cara khitan yang bisa dipilih oleh pasien sunat, diantaranya adalah cara metode konvensional, metode laser (electric cauter), dan sunat klamp. Namun cara yang lebih dianjurkan pada pasien dewasa adalah menggunakan sunat electric cauter karena pada metode ini pembuluh darah akan tertutup sehingga meminimalisir pendarahan. Pada sunat dewasa, sebelum proses sunat dilakukan pasien sunat harus dipastikan tidak menderita hemofilia atau pun hipospadia yaitu lubang kencing berada dibagian bawah penis. Juga perlu dilakukan tes pembekuan darah dilaboratorium untuk mengetahui tingkat kecepatan pembekuan darah dan lama masa pendarahan.
Mencukur bulu kemaluan juga diperlukan untuk
menghindari terjadinya infeksi. Setelah selesai disunat, pasien sunat
hendaknya tidak memakai celana yang langsung bersentuhan dengan kemaluan
karena akan terasa linu. Masa
pemulihan sunat dewasa memang relatif lebih lama karena luka lebih
besar. Namun ada cara tradisional untuk membantu mempercepat
pemulihannya, yaitu dengan menggunakan daun sirih. Sebelumnya daun sirih
dilemaskan dulu dengan cara mengukus atau merebusnya sebentar, setelah
dingin baru dibalutkan pada luka bekas sunat. Selain mengandung minyak
atsiri, daun sirih juga berfungsi sebagai antiseptik alami.
x
Tidak ada komentar:
Posting Komentar